Ditinjau dari sejarahnya, sebetulnya batu cincin Bacan sudah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia. Tepatnya di era abad pertengahan pada saat Maluku menjadi salah satu sentra perniagaan hasil rempah-rempah, gems ini sudah ikut diperdagangkan.
Batu cincin Bacan pertama kali diketemukan di sebuah pulau di wilayah Maluku Utara. Pulau tersebut bernama Pula Kasiruta, dan hingga sekarang masih menjadi penghasil utama Bacan yang banyak diburu untuk dijadikan permata cincin. Namun gems unik asli nusantara ini pada akhirnya lebih dikenal dengan sebutan batu Bacan, karena dulu pertama kali diperjualbelikannya di Pulau Bacan, bukan di Kasiruta.
Jadi sudah sewajarnya jika masyarakat lokal di Maluku, terutama di wilayah Kerajaan Ternate dan Tidore, jauh lebih dulu telah mengenal eksotisme dan keistimewaan batu cincin Bacan yang menampilkan sejuta pesona. Bacan baru mencuri perhatian lagi secara luas sejak tahun 2005, hingga akhirnya kini menjadi primadona unggulan para pecinta batu Akik Indonesia. Pamornya juga mampu menembus manca negara, dan turut mencuri hati para kolektor dunia.
Batu Cincin Bacan Doko yang Hidup
Sebetulnya batu cincin Bacan memiliki beberapa varian yang cukup beragam. Ada Bacan Palamea yang berkarakteristik warna merah dan biru, ada Bacan Obi yang memancarkan warna coklat dan putih, serta Bacan Weda yang berwarna coklat dan kuning.Namun dari semua jenis tersebut, yang dianggap memiliki keunggulan lebih dari yang lain adalah batu cincin Bacan Doko. Keistimewaannya yang sangat spesial terletak pada sifat alaminya, yang seolah-olah bernyawa dan memiliki kehidupan sendiri. Maka tidak heran jika Bacan Doko juga sering diberi julukan spesial sebagai batu hidup, atau batu yang bernyawa.
Batu cincin Bacan Doko dihasilkan di sebuah desa yang bernama desa Doko. Corak warna utamanya adalah hijau. Namun hal yang paling membuatnya unik adalah kemampuannya untuk bermetamorfosis. Gems ini bisa bertransformasi mengalami perubahan warna alami secara bertahap seiring berjalannya waktu, tahun demi tahun. Hal ini membuatnya tampak sangat hidup.
Cincin yang bermatakan Bacan Doko, serat-serat yang ada pada batunya mampu berubah menjadi jernih dan bening seperti air, hingga lama-kelamaan memancarkan cahaya kristal dari dalam. Biasanya para pemilik batu cincin Bacan Doko akan selalu memakainya dalam keseharian, tujuannya supaya proses perubahan dapat berlangsung dalam waktu yang lebih cepat.
Julukan batu hidup tidak hanya diberikan karena Bacan Doko punya kemampuan berubah warna secara elok. Lebih dari itu, gems ini juga memiliki karakter yang sangat istimewa. Dia mampu menyerap senyawa lain yang melekat pada dirinya. Misalkan jika dililit dengan pengikat bermaterikan emas, dia bahkan bisa meresap senyawa emas tersebut hingga muncul sebagai bintik-bintik yang memukau di dalam inti batunya. Sangat indah.
Secara kualitas, batu cincin Bacan juga memiliki ketahanan yang bagus. Level kekerasannya mencapai skala 7.5 Mohs, hampir setara dengan Zamrud. Dengan tingkat kekerasan seperti ini, Bacan tergolong gems yang punya daya tahan unggul terhadap goresan. Dia bahkan bisa digunakan untuk membuat goresan pada kaca. Jika dibandingkan dengan Giok, level kekerasan yang dimilikinya masih lebih tinggi.
Itulah keistimewaan-keistimewaan yang membuat orang akan merasakan kepuasaan tersendiri saat memakai cincin bermatakan Bacan, khususnya Bacan Doko. Apalagi dari berbagai jenis Akik yang ada, batu cincin Bacan termasuk punya nilai dan harga yang paling tinggi. Lihat juga Vidoe foto-foto batu bacan doko cincau.